Sabtu, 09 Juni 2012

Teorema Pythagoras






Gambar diatas adalah gedung Parthenon, yang dibangun 2.500 tahun yang lalu. Rancangan gedung tersebut menggunakan perhitungan matematika, yaitu aplikasi dari teorema Pythagoras.
 
.
Nama teorema Phytagoras di diambil dari nama penemunya sendiri, yaitu Phytagoras yang berasal dari Yunani. Ia mengatakan dalam sebuah segitiga siku-siku berlaku sebuah teorema (teorema Phytagoras) yang menyatakan bahwa : "jumlah luas bujursangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujursangkar di hipotenusa".

 
Sehingga, apabila diketahui segitiga ABC siku-siku berlaku :

  


Materi lebih lengkap dapat didownload di sini.

OPERASI ALJABAR


Contoh bentuk – bentuk aljabar seperti 5a, p2, 2x2 + 3y. Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam aljabar. Perhatikan contoh berikut:
2x2 + 3y – 4 = 0
x2 dan y disebut variabel atau peubah. Angka 2 disebut koefisien dari x2 dan 3 merupakan koefisien dari y. sedangkan – 4 disebut konstanta



Banyaknya suku pada bentuk aljabar tergantung banyaknya variabel yang ada.
Contoh: Bentuk aljabar 3a atau x2 disebut bentuk aljabar satu suku. Bentuk aljabar a + 3b   disebut bentuk aljabar dua suku, yaitu a, dan 3b. Sedangkan  2x2 + 3y+ z memiliki tiga suku berbeda, dan seterusnya.
Menurut kamu, berapakah banyaknya suku pada bentuk aljabar berikut


Materi lebih lengkap dapat didownload di sini (ppt)

Kamis, 31 Mei 2012

BILANGAN BULAT


1.    Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang terdiri dari bilangan Bulat positif, Nol, dan Bulat Negatif.

Dalam garis bilangan dengan arah mendatar, bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai berikut:

Di dalam bilangan bulat terdapat bilangan genap dan ganjil :
      Bilangan bulat genap { …, -6, -4, -2, 0, 2, 4, 6, … }
Bilangan yang habis dibagi dengan 2
      Bilangan bulat ganjil { …, -5, -3, -1, 1, 3, 5, … }
Bilangan yang apabila dibagi 2 tersisa -1 atau 1

2.    Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat :

  1.  Pe njumlahan dan Sifat-sifatnya
a.     Komutatif (Pertukaran)
Hasil penjumlahan dua bilangan dapat dipertukarkan tempatnya.

Contoh :
7 + 2 = 2 + 7 = 9

b.    Identitas
Hasil penjumlahan suatu bilangan bulat dengan nol akan menghasilkan bilangan itu sendiri

Contoh :
6 + 0 = 0 + 6

c.      Asisoatif
Beberapa bilangan yang di jumlahkan dapat dilakukan secara berkelompok

Contoh:
(5 + 3 ) + 4 = 5 + ( 3 + 4 ) = 12

d.    Invers
Suatu bilangan bulat (a) memiliki bilangan lawan ( - a) yang jika di jumlahkan menhasilkan bilangan identitas

Contoh :
5 + (-5) = (-5) + 5 = 0

e.      Tertutup
Penjumlahan bilangan bulat selalu menghasilkan bilangan bulat pula.
Jika a dan b bilangan bulat maka a + b = c ; dimana c bilangan bulat
contoh :
4 + 5 = 9 ; 4,5,9 bilangan bulat

  1. 2.  Pengurangan dan Sifat-sifatnya
a.     Sifat umum:
contoh:
8 – 5 = 8 + (-5) = 3
7 – (-4) = 7 + 4 = 11

b.    Tidak berlakuKomutatif dan Asosiatif
Contoh :
7 – 3 = 4
3 – 7 = - 4
Karena 4 - 4, maka 7 – 3 3 – 7
                          
(9 – 4) – 3 = 5 – 3 = 2
9 – (4 – 3) = 9 – 1 = 8
Karena 2 8, maka (9 – 4) – 3 9 – (4 – 3)

c.     Pengurangan Nol

d.    Tertutup
Pengurangan bilangan bulat selalu menghasilkan bilangan bulat pula
a dan b bilangan bulat maka a - b = c ; c bilangan bulat

contoh :
7 - 8 = -1 ; 7,8,-1 bilangan bulat


  1. 3.    Perkalian dan Sifat-sifatnya
a.     Tanda hasil perkalian dua bilangan bulat:

  Perkalian dua bilangan Positif adalah Positif

Contoh: 7 x 6 = 6 x 7 = 42

  Perkalian bil. Positif dan bil. Negatif adalah Negatif

Contoh : 3 x -4 = -12
  : -4 x -5 = 20

  Perkalian dua bilangan Negatif = Positif

b.    Perkalian bil. Bulat dengan nol adalah nol

Contoh : -4 x -5 = 20

c.     Identitas

d.    Komutatif

Contoh : 5 x 4 = 20
4 x 5 = 20
Sehingga, 5 x 4 = 4 x 5 = 20

e.     Asosiatif

Contoh: (2 x 3) x 4 = 6 x 4 = 24
2 x (3x4) = 2 x 12 = 24
Sehingga, (2 x 3) x 4 = 2 x (3x4)

f.      Distributif
      Perkalian terhadap penjumlahan

Contoh : 3 x ( 2 +6) = 3 x 8 = 24
(3 x 2) + (3 x 6) = 6 + 18 = 24
Sehingga 3 x ( 2 +6) = (3 x 2) + (3 x 6)

      Perkalian terhadap pengurangan

Contoh : 3 x ( 2 – 6) = 3 x (- 4) = - 12
(3 x 2) - (3 x 6) = 6 – 18 = - 12
Sehingga, 3 x ( 2 – 6) = (3 x 2) - (3 x 6)

  1. 4.    Pembagian dan Sifat-sifatnya
a.     Pembagian merupakan operasi kebalikan dari perkalian.

Contoh : 8 : 2 = 4 ↔ 4 x 2 = 8

b.    Tanda hasil pembagian dua bilangan bulat:
  Pembagian dua bil. Positif = Positif

Contoh : 8 : 2 = 4

  Pembagian bil. Positif dan bil. Negatif = Negatif

Contoh : 6 : -2 = -3
-12 : 3 = -4

  Perkalian dua bilangan Negatif = Positif

Contoh : -10 : -5 = 2

c.     Pembagian dengan bilangan nol

Contoh :
5 : 0 = 0
dan
0 : 5 = ~ (Tidak terdefinisi)

d.    Tidak berlaku Komutatif dan Asosiatif

Contoh : 4 : 2 = 2
2 : 4 = ½
Sehingga 4 : 2  2 : 4

(8 : 2) : 4 = 4 : 4 = 1
8 : (2 : 4) = 8 : ½ = 16
karena 1 16, maka  (8 : 2) : 4 8 : (2 : 4)

e.     Tidak berlaku sifat Tertutup