berfikirlah... maka akan kita temui keindahan hidup 'n kebenaran hakiki
Rabu, 20 Mei 2009
Menggugat Pemerintah dalam hal Pendidikan
Namun disisi lain kita sangat prihatin dengan kenyataan yang ada di dunia pendidikan Indonesia, dimana ada pergeseran pada tingkatan sikap politik, konsep berpikir/paradigma pemerintah berkaitan dengan kurikulum pendidikan yang diarahkan untuk menjawab kebutuhan pasar. Realitas ini semakin merisaukan ketika dipamerkan fakta-fakta obyektif di lapangan (realitas dunia pendidikan nasional) sebagai dampak ikutan dari kebijakan ini.
Belum terealisasinya anggaran pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi, menjadi salah satu penyebab lambatnya upaya mencerdaskan bangsa secara merata yang dilakukan oleh pemerintah, dimana masih banyak sesama kita yang belum berkesempatan untuk mengenyam pendidikan, namun ada kesenjangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan, kalaupun sudah berkesempatan untuk menikmati bangku pendidikan, namun ada kesenjangan tingkat kelayakannya antara satu sekolah dengan sekolah yang lain, bahkan antara satu daerah dengan daerah yang lain. Kalau mau jujur, ada kontradiksi antara kebijakan wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah dan sikap politik pemerintah dalam menyediakan anggaran pendidikan (20% dana APBN) dan kebijakan komersialisasi pendidikan melalui BHMN dan BHP yang berdampak pada pendidikan hanya dapat dinikmati oleh keluarga yang mampu secara ekonomi.
Transparansi pengelolaan anggaran pendidikan juga penting untuk dibedah guna mengetahui seberapa jauh kepedulian pemerintah kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Pertanyaan kritisnya adalah, berapa persenkah dari 20% alokasi anggaran pendidikan yang langsung dimanfaatkan untuk operasionalisasi pendidikan? Dan berapa persen dari anggaran tersebut yang dikelola DIKNAS dan swasta dengan alasan peningkatan kualitas infrastruktur yang sangat berpeluang korup?
Wajah lain dari dunia pendidikan kita adalah hadirnya lembaga-lembaga pendidikan (yang didukung pemerintah) yang tidak mempertimbangkan potensi sumber daya lokal, hal ini berdampak pada tidak meratanya kesejahteraan ekonomi.
Dunia pendidikan bermutu yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan status murid dan letak geografis harus ditopang oleh terjaminnya kesejahteraan dosen dan guru, hal ini penting karena ini berbanding lurus dengan konsentrasi guru yang menjadi elemen penting dalam upaya mencapai tujuan mulia pendidikan.
Ketika kecerdasan bangsa menjadi mimpi yang hendak digapai untuk mendongkrak martabat bangsa di mata dunia, maka pendidikan merupakan satu-satunya pintu masuk untk menggapai mimpi itu. Sejauh pengamatan kami sebagai kelompok muda kritis bangsa ini, realitas permasalahan diatas adalah potret pendidikan kita, untuk itu kami yang tergabung dalam kelompok mahasiswa "Menggugat tanggung jawab negara dalam penyelenggaraan pendidikan" di bangsa tercinta ini, menuntut:
1. Tolak komersialisasi pendidikan
2. Realisasi anggaran pendidikan 20%
3. Pemerataan pendidikan bermutu
4. Pendidikan berbasis sumber daya lokal
5. Transparansi anggaran pendidikan
6. Stop Politisasi pendidikan
7. Tolak kekerasan di dunia pendidikan
8. Tingkatkan kesejahteraan guru dan dosen
Menggugat Pendidikan
Pendidikan yang selama ini orang tahu selalu saja dianggap baik, tapi pada kenyataannya pendidikan merupakan sebagai alat pembodohan. Banyak orang akan berbondong-bondong ingin agar anak atau saudaranya bisa disekolahkan setinggi-tingginya, tanpa mau mengetahui bahwa orang yang mau disekolahkannya itu hanya untuk mencari uang ketika lulus nanti, karena pendidikan dianggapnya merupakan sebagai alat pemerkaya diri. Padahal sebetulnya kalau anaknya ingin kaya kenapa tidak dari kecil diberikan modal untuk usaha agar mendapatkaan uangnya lebih banyak, atau lebih pintar mencari uang, ironis memang kalau penididikan yang sekarang sedang berlangsung berparadigma demikian.
Pendidikan yang tidak tahu orientasinya mau kemana jelas ini yang menjadi sorotan pendidikan pada umumnya di
Seandainya sekolah gratis, seandainya orang sekolah boleh gondrong, seandainya guru digaji lebih dari
Senin, 18 Mei 2009
kapan waktu belajar?
Postingan Populer
|
|